Ayah Bunda yang powerful,

Jumlah pengangguran terdidik terus bertambah dari tahun ke tahun. Banyak anak didik yang mengalami kebingungan mau kerja apa? Semua jenis lowongan kerja dimasukin dan hasilnya nol besar. Padahal setiap harinya ada ribuan lowongan kerja bertebaran baik di media offline seperti koran maupun media online (internet). Mengapa fenomena ini terus terjadi?

Mari kita menengok ke belakang, di saat awal anak-anak kita masuk sekolah. Hampir semua anak dari awal tidak dibimbing untuk mengetahui apa yang menjadi bakatnya dan sekolah ikut berperan besar untuk mengembangkan bakatnya menjadi sebuah keahlian. Tanpa keahlian tertentu, anak-anak kita kelak akan sulit mendapatkan pekerjaan, meski ia terdidik dan memiliki gelar yang panjang dan mentereng.

Jelang mereka lulus dari sekolah, hampir semua anak tidak mengenal dengan baik: “apa keahlianku”. Anak-anak kita lulus dari sekolah hanya sebagai pengumpul pengetahuan yang mudah sekali kadaluwarsa alias tidak berguna lagi karena sudah tidak dibutuhkan. Sementara itu yang dibutuhkan dunia kerja bukanlah: “apa yang kau ketahui” tapi : “apa yang bisa kau lakukan dengan sangat baik” alias apa keahlianmu?

Faktor lain yang menjadi penyebab tingginya pengangguran terdidik adalah kebingungan anak-anak kita selepas sekolah atau kuliah tentang apa yang mau mereka kerjakan. Apa yang ada dalam benak mereka adalah mencari, mencari dan mencari kerja sampai dapat. Akibatnya terjadi kompetisi sengit sesama pencari kerja. Mereka tidak memiliki kejelasan visi (apa yang ingin mereka wujudkan), kejelasan misi (apa yang akan mereka kerjakan untuk mewujudkan visi) dan kejelasan potensi (bidang pekerjaan apa yang dapat mereka kerjakan dengan sangat baik).

Salam Powerful,

Edi Susanto