Ayah Bunda yang powerful,
Mayoritas anak tidak menyukai sekolah. Silakan cek ke anak Anda! Ada anak yang mengungkapkan ketidaksenangannya dengan terbuka. Ada pula yang tidak mengungkapkannya, tapi terbaca dari sikap mereka yang malas, tidak semangat, bosan, tertekan dalam menjalani persekolahannya.
Apa yang menyebabkan mayoritas anak tidak suka, tidak hepi sekolah? Banyak. Salah satunya adalah beban materi yang terlalu banyak dan panjangnya jam sekolah. Materi yang seabrek tersebut harus dihafal siswa untuk bekal menghadapi ujian yang datang bertubi-tubi: ulangan harian, ujian tengah semester, ujian semester/kenaikan kelas sampai ujian nasional (syukur yang terakhir sudah tidak ada lagi).
Bukannya yang dihafal itu hanya pelajaran ips saja pak? Kelihatannya seperti itu. Tapi ternyata tidak. Dalam pelajaran matematika, fisika, kimia pun siswa masih harus menghafal rumus dan dalil.
Apakah menghafal itu tidak penting? Sebesar apa sih peran hafalan dalam menentukan kesuksesan anak di masa depan? Jawaban saya adalah nol (0). Tidak berperan sama sekali, tidak berkontribusi sedikit pun. Alias tidak penting.
Tentunya saya tidak asal menjawab. Jawaban saya didukung oleh 3 fakta berikut:
- Kemajuan Teknologi
Teknologi informatika maju dengan sangat pesat melahirkan flashdisk, memory card dan chip untuk menyimpan data (pengetahuan) dengan mudah, cepat dan gampang diakses lagi (diingat). Jika produk teknologi sudah mampu menghafal dan mengingat pengetahuan dengan mudah dan cepat, mengapa masih membebani otak anak kita dengan seabrek hafalan? Sungguh kejam kita sebagai guru dan orang tua. - Evolusi Otak
Manusia mempunyai 3 jenis otak yang saling terintegrasi. Dalam evolusinya, dimulai dengan batang otak atau otak reptil yang paling primitif, lalu ke otak mamalia dan terakhir neo kortek.
- Batang Otak. Batang otak berfungsi mengatur kerja organ tubuh secara otomatis seperti denyut jantung, paru-paru dan aliran darah. Hewan reptil seperti cicak, buaya, kadal memiliki jenis otak ini. Otak ini berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup.
- Otak Mamalia. Tahapan kedua dari evolusi otak adalah terbentuknya otak mamalia. Dinamakan otak mamalia karena otak jenis ini ditemukan pada hewan mamalia seperti sapi, kucing dan harimau. Di dalam otak mamalia ini terdapat organ yang namanya amygdala. Organ tersebut berfungsi sebagai gudang memori. Jika ada seekor kucing yang terjatuh ke kompor yang sedang menyala, maka amygdala akan merekamnya sebagai benda yang berbahaya sehingga jika kucing melihat kompor lagi ia akan menghindar. Pelajaran yang dihafal akan terekam oleh amygdala dan diputar kembali rekamannya saat menghadapi ujian. Otak jenis ini berperan untuk mengingat peristiwa, benda dan hal-hal yang dinilai penting dalam hidup.
- Neo Cortex. Evolusi otak yang ketiga hanya dialami oleh manusia yaitu neo kortek atau otak berpikir. Neokortek hanya dimiliki oleh manusia. Binatang reptil dan mamalia tidak memilikinya. Dengan kata lain, hanya manusia yang dapat berpikir, hewan tidak (paling hanya merasa dengan instinknya sebagai buah kerja otak reptil dan otak mamalianya). Neo kortek jika dibelah secara vertikal menjadi 2 bagian, terdiri dari otak kiri dan otak kanan. Nah, ternyata kedua belahan neo korteks ini memiliki peran yang jauh berbeda. Ringkasnya otak kiri berpikir kritis, analitis. Sedangkan otak kanan berpikir kreatif inovatif.
Sudah waktunya, kalau tidak dikatakan sudah terlambat, pendidikan harus sudah mulai memaksimalkan fungsi neokortek dan mengurangi beban amygdala.
Dengan kata lain mulai mengurangi bahkan menghilangkan hafalan menuju ke proses berpikir kritis dan kreatif. Mengapa? Sebab berbagai temuan, teknologi merupakan hasil kerja dari neo kortek.
Kemajuan peradaban merupakan hasil kerja dari prosees berpikir bukan menghafal.
- Pengetahuan Mudah Kadaluwarsa
Internet mempercepat transfer knowledge. Dalam hitungan detik informasi bisa langsung berpindah antarnegara bahkan benua. Perubahan berlangsung sangat cepat, paling lambat 18 bulan sekali. Dengan laju perubahan yang dramatis tersebut, pengetahuan apa pun jadi mudah kadaluwarsa. Artinya, pengetahuan itu mudah usang dan sudah tidak relevan lagi untuk menjawab persoalan hidup yang semakin kompleks. Jadi, kalau pengetahuan itu mudah bahkan cepat sekali kadaluwarsa buat apa dihafalkan?
Terus gimana dong?
Sudah waktunya pendidikan direvolusi dari proses menghafal ke berpikir.
Otak sudah bukan lagi lemari untuk menyimpan berbagai hafalan (teori, jawaban, konsep, rumus, formula, strategi) yang sudah tidak rekevan dan tidak mampu menjawab persoalan hidup yang baru.
Otak sudah saatnya menjadi sumur yang dibor dengan pengetahuan zaman now untuk memunculkan ide, gagasan, solusi yang lebih up to date dalam menjawab persoalan era sekarang (era informasi).
Bentuk praktiknya dalam pendidikan adalah dengan merubah pola mengajar dari:
¤ Memberi tahu >>> mencari tahu
¤ Guru mengajar siswa >>> siswa mengajar guru
¤ Guru lebih banyak menjelaskan >>> guru lebih banyak bertanya
¤ Menghafal >>> berpikir : menganalisa dan menyimpulkan
¤ Meyimpulkan >>> menginovasi
Salam Powerful,
Edi Susanto