Ayah Bunda yang powerful,
Sekolah tidak cocok untuk semua anak. Sekolah hanya cocok untuk anak tertentu. Meski demikian setiap anak diwajibkan untuk masuk sekolah minimal 12 tahun (SD, SMP, SMA). Mengapa saya mengatakan demikian? Sebab potensi anak tidak secara khusus ditumbuhkembangkan di sekolah. Semua anak dipukul rata untuk mempelajari pelajaran yang sama. Diajar dengan cara yang sama pula. Hampir tidak ada sekolah yang di awal penerimaan siswa baru melakukan deteksi potensi anak didiknya. Kecerdasan apa yang menonjol atau dominan bagi si anak? Apa gaya belajar anak pas untuk anak tersebut? Di mana tombol motivasinya?
Tidak adanya deteksi potensi akan menempatkan anak sebagai gelas kosong yang bisa diisi dengan apa saja, entah dia suka atau tidak, dibutuhkan atau tidak. Sebaliknya, dengan adanya deteksi potensi, maka siswa dilihat sebagai gelas yang sudah ada isinya, jika isinya kopi atau teh, maka harus dituangkan air panas, bukan air es. Artinya apa yang diajarkan ke siswa pas atau sesuai dengan potensinya.
Oleh karena itu jangan heran, jika mayoritas siswa mulai dari SD s/d Universitas yang tidak punya keahlian. Lha wong di sekolah selama 12 tahun + 4 tahun kuliah potensinya tidak terdeteksi dan tidak dikembangkan. Jika potensi tersebut dikembangkan, niscaya setelah meninggalkan sekolah, anak-anak kita bisa menjadi ahli di bidangnya masing-masing.
Ada begitu banyak orang berbakat yang gagal dalam sistem sekolah yang serba seragam (pakaian, pelajaran dan cara mengajar). Sebaliknya, banyak jita jumpai, orang-orang biasa di sekolah menjadi jenius setelah meninggalkan sekolah. Pesannya: bukan tinggalkan sekolah, tapi perbaiki sistem sekolahnya (mata pelajaran, mindset dan cara mengajar gurunya).
Salam Powerful,
Edi Susanto