Kewajiban belajar (Wajar) selama 12 tahun (SD 6 tahun + SMP 3 tahun + SMA 3) yang dicanangkan pemerintah bagi putra putri kita itu membahayakan masa depan mereka. Kok bisa? Apa saja bahaya yg akan membinasakan anak-anak kita dengan Program Wajib Belajar 12 tahunnya?
Simak paparannya berikut ini!
BELAJAR TIDAK SAMA DENGAN SEKOLAH
Ada perbedaan mendasar antara belajar dengan sekolah. Belajar adalah sebuah proses perubahan ke arah yang lebih baik dalam aspek mental, emosional, spiritual dan sosial. Belajar bisa dilakukan secara formal, informal dan nonformal. Sedangkan sekolah adalah institusi, lembaga atau organisasi tempat dimana proses belajar formal berlangsung.
Disamping belajar formal, belajar juga terjadi secara informal di keluarga. Juga nonformal di lembaga pendidikan nonsekolah seperti bimbel, kursus, pelatihan atau magang.
Jadi, belajar itu proses pertumbuhan yang kontinyu atau berkesinambungan. Sedangkan sekolah itu tempat berlangsungnya belajar formal.
Perbedaan Antara Belajar dan Sekolah
1. Waktu
¤ Belajar berlangsung seumur hidup, mulai dari bayi sampai mati
¤ Sekolah ada batas waktunya, dari SD sampai S3
2. Tempat
¤ Belajar bisa dilakukan di mana saja baik indoor maupun outdoor tanpa batasan tempat
¤ Sekolah hanya dilakukan di lingkungan atau tempat yg sudah ditentukan
3. Pelajaran
¤ Belajar untuk memecahkan persoalan yang dihadapi sehingga hanya pengetahuan yang relevan saja yang dipelajari
¤ Sekolah mempelajari semua pengetahuan yang masuk di dalam kurikulum, tidak jadi soal relevan atau tidak dengan kehidupan siswa
ESENSI BELAJAR
Sudah semakin jelas bahwa belajar adalah sebuah proses pertumbuhan atau perubahan yang berkesinambungan (continuous learning) menuju ke arah yang lebih baik.
Proses Belajar mencakup:
¤ Aspek pengetahuan (knowledge)
Berubah dari bodoh menjadi pandai
¤ Aspek keterampilan (skill)
Berubah dari tidak bisa menjadi terampil
¤ Aspek sikap (attitude)
Berubah dari jahat menjadi baik
SIAPA YANG WAJIB BELAJAR?
Siswa dong! Salah. Lha kok? Yang pertama wajib belajar adalah orang tua. Yang kedua adalah guru. Baru yang ketiga adalah siswa.
- ORANG TUA
Mengapa yang pertama adalah orang tua?
Karena orang tua merupakan guru pertama anak di keluarga sebelum anak masuk ke sekolah? Karena orang tua mendidikkan karakter ke anak sejak dini
Karena peran vital tersebut, orang tua wajib untuk terus belajar dengan membaca buku, merefleksikan pengalaman hidup dan mengikuti seminar atau pelatihan. - GURU
Mengapa yang kedua adalah guru?
Guru itu digugu (didengarkan) dan ditiru (diikuti). Jadi, guru adalah figur yang menjadi teladan siswa. Seorang teladan harus terus belajar meningkatkan karakter dan kompetensi dirinya. - Katalisator
Guru adalah pemercepat proses perubahan/belajar. Karena pemercepat harus cepat pula. Terus belajar adalah kunci percepatan - Fasilitator
Tugas guru adalah memfasilitasi proses belajar siswa. Dengan adanya fasilitator, proses belajar akan lebih efektif. Seorang fasilitator harus belajar lebih cepat dari yg difasilitasi.
Jadi, orang tua dan guru harus belajar lebih cepat daripada anak didik mereka. Orang tua dan guru juga harus terus belajar meningkatkan kapasitas diri mereka sebagai pendidik
LALU APA BAHAYANYA WAJAR 12 TAHUN?
Nah sekarang tiba waktunya untuk mengupas bahanya wajib belajar 12 tahun.
Ya sudah sangat terang benderang. Wajar 12 tahun itu kurang untuk bekal anak-anak kita dalam menghadapi masa depan dengan permasalahan yang makin kompleks dan tingkat kompetisi yang tinggi. Bahkan sampai level doktoral pun (20 tahun sekolah) tidak akan pernah cukup. Coba cek saja di lingkungan sekitar Anda (banyak atau sedikit), doktor (S3) yang penghasilannya menengah ke bawah, minim atau bahkan tidak punya karya (seni, ilmiah dan teknologi) serta minim kontribusi untuk masyarakat.
Jadi, sedikitnya ada 3 bahaya dari wajib belajar 12 tahun yang mengancam anak kita, yaitu:
1. Kapasitas diri anak berhenti
Wajar 12 tahun akan menghentikan pertumbuhan kapasitas diri anak.
Saat kapasitas diri anak berhenti tumbuh maka kemampuannya untuk menyelesaikan masalah juga akan berhenti. Alhasil mereka tidak akan mampu menyelesaikan masalah di masa depan.
2. Tidak bisa menghasilkan karya
Untuk menghasilkan suatu karya (buku, metode, teknologi, lagu, film dan bentuk ciptaan lainnya) menuntut proses belajar ynag terus menerus di satu bidang secara khusus.
3. Minim atau tiada Kontribusi
Kontribusi berbanding lurus dengan kapasitas diri. Pembatasan belajar 12 tahun akan menghentikan pertumbuhan kapasitas diri.
JADI:
Yang 12 tahun itu wajib sekolah, bukan wajib belajar. Kewajiban belajar itu berlaku seumur hidup tanpa mengenal batasan waktu. Justru kalau kita berhenti belajar, kita yang akan menjadi kadaluwarsa alias punah seperti dinosaurus: besar, kuat tapi tak berdaya karena tidak mampu beradaptasi dengan kehidupan yang terus berubah.
Salam Powerful,
Edi Susanto